Rabu, 13 Oktober 2010

BAGAIMANA STATUS GIZI BALITA KITA


Status gizi balita merupakan suatu yang penting untuk diketahui oleh setiap orang tua, sebagai perhatian terhadap tumbuh kembang di usia balita yang didasarkan pada kenyataan bahwa kurang gizi pada pertumbuhan dini sulit untuk dapat dipulihkan.

Status gizi pada balita dapat diketahui dngan cara mencocokkan umur anak (dalam bulan) dengan berat badan standar tabel WHO-NCHS (World Healt Organization-National Center for Health Statistics), bila berat badannya kurang, maka status gizinya kurang.

Untuk dapat mengetahui status gizi balita kita di Posyandu, telah disediakan Kartu Menuju Sehat (KMS) yang bisa digunakan untuk memprediksi status gizi balita berdasarkan kurva KMS. Perhatikan dulu umur anak, kemudian plot berat badannya dalam kurva KMS. Bila masih dalam batas garis hijau maka status gizi baik, namun bila di bawah garis merah, maka status gizi buruk.

Status gizi yang buruk dapat mempengaruhi perkembangan otak balita, padahal otak tumbuh selama masa balita. Fase cepat tumbuh otak berlangsung mulai dari janin usia 30 minggu sampai bayi 18 bulan.

Kurang gizi pada balita dapat berdampak terhadap pertumbuhan fisik maupun mentalnya. Anak kelihatan pendek, kurus dibandingkan teman-temannya sebaya yang lebih sehat. Ketika memasuki usia sekolah tidak bisa berprestasi menonjol karena kecerdasannya terganggu. Selain itu balita penderita kurang gizi berpenampilan kurus, rambut kemerahan (pirang), perut kadang-kadang buncit, wajah moon face karena oedema (bengkak) atau monkey face (keriput), anak cengeng, kurang responsif. Bila kurang gizi berlangsung lama akan berpengaruh pada kecerdasannya.

Untuk mengatasi kurang gizi memerlukan peranan dari keluarga, para ibu khususnya harus memiliki kesabaran bila anaknya mengalami problema makan, dan lebih memperhatikan asupan makanan sehari-hari bagi anaknya. Anak-anak harus terhindar dari penyakit infeksi seperti diare ataupun ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas).

Semua nutrisi penting bagi anak dalam usia pertumbuhan, oleh karenanya perlu diperhatikan asupan sayur dan pangan hewani (lauk pauk), konsumsi susu tetap dipertahankan, jangan terlalu banyak makanan cemilan (junk food) yang akan menyebabkan anak kurang nafsu makan. Perhatikan juga asupan empat sehat lima sempurna dengan kuantitas yang cukup.

Sumber: diolah dari berbagai sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar