Rabu, 15 Desember 2010

Gangguan DEPRESI Ibu Hamil


Ibu hamil yang sering mengalami depresi akan mempengaruhi bayi yang dilahirkan dari rahimnya, terutama pada kelainan saraf dan perilaku. Hal ini dikarenakan depresi pada masa kehamilan dapat memicu kenaikan hormon stres dan penurunan kemapuan otot bayi. Kondisi ini mengakibatkan bayi mudah stres dan cenderung suka mengantuk, selain itu bayi kesulitan mengontrol dan menghentikan stres.

Dari beberapa hasil penelitian, gejala depresi umumnya muncul pada usia kehamilan 28, 32 dan 37 minggu, dan pasca melahirkan. Oleh karenanya selama masa kehamilan perlu dijaga agar terhindar dari stres, diantaranya;

1. Diet Makanan Yang Baik; Bila ibu hamil makan makanan yang baik dan melakukan cara diet yang juga baik, akan dapat terhindar dari stres. Perbanyaklah makan sayuran hijau dan buah-buahan.

2. Olahraga; Bukan berarti dengan hamil, ibu hamil harus membatasi gerak tubuh. Penelitian menunjukkan dengan rajin berolah-raga akan membuat peredaran darah menjadi lancar sehingga terhindari dari stres. Cobalah renang dan senam khusus ibu hamil.

3. Hindari kebiasaan buruk; Jika ibu hamil memiliki kebiasaan merokok atau meminum alkohol, sebaiknya carilah alternatif kebiasaan lain karena hal tersebut jelas dapat membahayakan kesehatan bayi yang dikandung. Coba alihkan dengan olah-raga, berkumpul dengan teman atau berbelanja keperluan anak.

4. Komunikasi; Saat ibu hamil merasa tertekan, cobalah untuk selalu mengkomunikasikan perasaan kepada teman dekat, keluarga dan dokter. Dengan menjalin hubungan sosial, dapat mengontrol rasa stres dengan baik.

5. Ikuti banyak aktivitas; Meditasi, senam dan pijat dapat membantu mengurangi ketegangan pada otot-otot. Banyak penelitian membuktikan aktivitas-aktivitas ini dapat mempengaruhi reaksi tubuh terhadap stres serta menurunkan hormon stres.

Sumber: diolah dari berbagai sumber.

Rabu, 27 Oktober 2010

Sudahkah BALITA kita di IMUNISASI


Imunisasi adalah suatu cara yang dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit-penyakit yang berbahaya dan sering terjadi pada tahun-tahun awal kehidupan seorang anak. Pemberian imunisasi sama dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.

Pemberian imunisasi biasanya dilakukan kepada anak-anak karena sistem kekebalan tubuh anak masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadap serangan penyakit berbahaya. Pemberian imunisasi tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup anak dikemudian hari.

Cara pemberian imunisasi umumnya dilakukan dengan melemahkan virus atau bakteri penyebab penyakit yang diberikan kepada anak dengan cara disuntikan atau minum / telan. Setelah bibit penyakit masuk ke dalam tubuh maka tubuh akan terangsang untuk melawan penyakit tersebut dengan membentuk antibodi. Antibodi itu umumnya bisa terus ada di dalam tubuh orang yang telah diimunisasi untuk melawan penyakit yang mencoba menyerang.

Tujuan Imunisasi:
Untuk memberikan kekebalan kepada anak agar dapat mencegah penyakit dan kematian yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit.

Manfaat Imunisasi:
1. Untuk Anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian.
2. Untuk Keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit, serta mendorong pembentukan keluarga yang harmonis dan nyaman dalam hubungan orang tua dan anak.

Dimana mendapatkan imunisasi?
• Pada Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).
• Pada Puskesmas, Rumah Sakit Bersalin, BKIA atau Rumah Sakit.
• Pada Praktek Dokter atau Bidan.

Imunisasi yang wajib diberikan:

1. BCG ; Vaksin Bacillus Calmete Guerin diberikan pada bayi sejak lahir, untuk mencegah penyakit TBC (Tuberkulosis). Jika bayi sudah berumur lebih dari tiga bulan, harus dilakukan uji tuberkulin terlebih dulu. BCG dapat diberikan apabila hasil uji tuberkulin negatif.

2. Hepatitis B ; Hepatitis B diberikan tiga kali, pertama dalam waktu 12 jam setelah lahir. Imunisasi ini dilanjutkan saat bayi berumur 1 bulan, kemudian diberikan lagi saat 3-6 bulan.

3. Polio ; Imunisasi yang satu ini belakangan sering didengungkan pemerintah karena telah memakan korban cukup banyak. Target pemerintah membebaskan anak-anak Indonesia dari penyakit polio. Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama setelah lahir. Selanjutnya vaksin ini diberikan 3 kali, saat bayi berumur 2, 4, dan 6 bulan. Pemberian vaksin ini dulang pada usia 18 bulan dan 5 tahun.

4. DTP ; Diberikan untuk mencegah tiga macam penyakit sekaligus, yaitu Difteri, Tetanus, dan Pertusis (Batuk Rejan). Vaksin ini diberikan pertama kali saat bayi berumur lebih dari enam minggu. Lalu saat bayi berumur 4 dan 6 bulan. Ulangan DTP diberikan umur 18 bulan dan 5 tahun. Pada anak umur 12 tahun, imunisasi ini diberikan lagi dalam program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) SD kelas VI.

5. Campak ; Campak (Tampek) pertama kali diberikan saat anak umur 9 bulan. Campak-2 diberikan pada program BIAS SD kelas 1, umur 6 tahun.

Sumber: diolah dari berbagai sumber.

Rabu, 13 Oktober 2010

BAGAIMANA STATUS GIZI BALITA KITA


Status gizi balita merupakan suatu yang penting untuk diketahui oleh setiap orang tua, sebagai perhatian terhadap tumbuh kembang di usia balita yang didasarkan pada kenyataan bahwa kurang gizi pada pertumbuhan dini sulit untuk dapat dipulihkan.

Status gizi pada balita dapat diketahui dngan cara mencocokkan umur anak (dalam bulan) dengan berat badan standar tabel WHO-NCHS (World Healt Organization-National Center for Health Statistics), bila berat badannya kurang, maka status gizinya kurang.

Untuk dapat mengetahui status gizi balita kita di Posyandu, telah disediakan Kartu Menuju Sehat (KMS) yang bisa digunakan untuk memprediksi status gizi balita berdasarkan kurva KMS. Perhatikan dulu umur anak, kemudian plot berat badannya dalam kurva KMS. Bila masih dalam batas garis hijau maka status gizi baik, namun bila di bawah garis merah, maka status gizi buruk.

Status gizi yang buruk dapat mempengaruhi perkembangan otak balita, padahal otak tumbuh selama masa balita. Fase cepat tumbuh otak berlangsung mulai dari janin usia 30 minggu sampai bayi 18 bulan.

Kurang gizi pada balita dapat berdampak terhadap pertumbuhan fisik maupun mentalnya. Anak kelihatan pendek, kurus dibandingkan teman-temannya sebaya yang lebih sehat. Ketika memasuki usia sekolah tidak bisa berprestasi menonjol karena kecerdasannya terganggu. Selain itu balita penderita kurang gizi berpenampilan kurus, rambut kemerahan (pirang), perut kadang-kadang buncit, wajah moon face karena oedema (bengkak) atau monkey face (keriput), anak cengeng, kurang responsif. Bila kurang gizi berlangsung lama akan berpengaruh pada kecerdasannya.

Untuk mengatasi kurang gizi memerlukan peranan dari keluarga, para ibu khususnya harus memiliki kesabaran bila anaknya mengalami problema makan, dan lebih memperhatikan asupan makanan sehari-hari bagi anaknya. Anak-anak harus terhindar dari penyakit infeksi seperti diare ataupun ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas).

Semua nutrisi penting bagi anak dalam usia pertumbuhan, oleh karenanya perlu diperhatikan asupan sayur dan pangan hewani (lauk pauk), konsumsi susu tetap dipertahankan, jangan terlalu banyak makanan cemilan (junk food) yang akan menyebabkan anak kurang nafsu makan. Perhatikan juga asupan empat sehat lima sempurna dengan kuantitas yang cukup.

Sumber: diolah dari berbagai sumber.

Selasa, 14 September 2010

HARI CUCI TANGAN SEDUNIA

Mencuci tangan dengan sabun dan air adalah cara yang sangat penting untuk menjaga kebersihan diri agar bebas dari kuman atau bakteri. Kuman atau bakteri meskipun sangat kecil dan tidak kelihatan dengan mata telanjang, namun dapat menimbulkan berbagai masalah, mulai dari gangguan perut dan bahkan kematian. Kenyataannya, lebih dari 3,5 juta balita meninggal setiap tahun dari penyakit diare dan pneumonia yang disebabkan oleh bakteri.

Salah satu cara sederhana untuk mencegah penyebaran kuman penyakit adalah meningkatkan kesadaran tentang pentingnya cuci tangan pakai sabun. Hal ini yang menjadi dasar dalam menyambut Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia. Tujuannya adalah untuk memberikan edukasi terhadap balita sejak dini tentang pentingnya melakukan kebiasaan cuci tangan pakai sabun dan mendorong untuk menerapkan kebiasaan dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada setiap rumah tangga.

Mari kita rayakan Hari Cuci Tangan Sedunia pada tanggal 15 Oktober. Ayo bergabung dalam menciptakan dan mensukseskan PHBS dalam lingkungan kehidupan Rumah Tangga. Kuman ada dimana-mana dan dapat dengan mudah melekat di tangan, jika tidak rajin cuci tangan pakai sabun, dapat menyebarkan kuman penyakit kepada orang lain atau bahkan kepada diri sendiri lewat cara menyentuh mata, mulut, hidung atau luka yang ada pada tubuh.

Oleh karenanya agar selalu cuci tangan pakai sabun di saat-saat seperti :
• Setelah batuk atau bersin
• Sehabis dari toilet
• Setelah memegang hewan
• Sebelum menyiapkan makanan (terutama daging)
• Sebelum dan setelah menjengkuk orang sakit
• Setelah berada di tempat umum
• Setelah pulang dari kantor atau sekolah

Bila mencuci tangan hanya dengan air, mungkin tangan akan terlihat bersih, namun di balik tangan yang bersih kuman atau bakteri tetap melekat pada tangan. Sabun dapat meluruhkan lemak dan kotoran yang mengandung kuman dengan cara digosokkan, dan tangan pun menjadi bersih dan terhindar dari kuman atau bakteri.

Cara Cuci Tangan Pakai Sabun yang baik dan benar :

• Basuh tangan dengan air mengalir yang bersih
• Gosok sabun hingga merata dan berbusa di telapak tangan
• Gosok sela-sela jari satu persatu
• Gosok punggung tangan secara merata
• Bersihkan sela-sela kuku satu persatu dan bilas dengan air mengalir
• Keringkan dengan handuk atau kain bersih atau tissue
• Gunakan handuk atau kain untuk mematikan keran.

Semoga melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan Mencuci Tangan Memakai Sabun dapat diterapkan dilingkungan keluarga.

Sumber: diolah dari berbagai sumber

Rabu, 11 Agustus 2010

Vitamin A Gratis Di Bulan Agustus 2010

Pada awal bulan Agustus 2010 Posyandu Anggrek menjadwalkan untuk pemberian suplementasi Vitamin A kepada Balita, terutama Balita di Wilayah RW.09 Kelurahan Ciracas. Pemberian suplementasi vitamin A pada bayi usia 6-11 bulan dan anak balita 12-59 bulan sangat bermanfaat untuk mencegah kebutaan dan kekurangan Vitamin A.

Hasil penelitian di berbagai negara menunjukkan bahwa pemberian suplementasi Vitamin A sebanyak 2 kali pertahun pada anak umur 6-59 bulan tidak saja dapat mencegah kekurangan Vitamin A dan kebutaan (buta senja), melainkan juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga dapat mengurangi kejadian kesakitan dan kematian pada balita, karena vitamin ini dapat mencegah timbulnya komplikasi pada penyakit yang sering terjadi pada balita seperti campak dan diare.

Kapsul Vitamin A yang diberikan kepada Balita merupakan Suplementasi Vitamin A berupa Kapsul Vitamin A dosis tinggi, yaitu: (a) Kapsul biru (mengandung Vitamin A 100.000 SI), diberikan kepada bayi usia 6-11 bulan sebanyak 1 kali; (b) Kapsul merah (mengandung Vitamin A 200.000 SI), diberikan kepada anak balita usia 12-59 bulan pada bulan Februari dan Agustus.

Mengingat akan memasuki bulan Ramadhan 1431-H, maka pemberian sumplementasi Vitamin-A yang seharusnya digelar oleh Posyandu Anggrek pada Hari Kamis Minggu ke-2 dipercepat menjadi hari Senin Minggu ke-2. Lebih dari 100 orang peserta yang berdomisili di RW 09 Kelurahan Ciracas mengambil bagian dalam acara tersebut dan terlihat antri menunggu gilirannya sebagai wujud kepedulian orang tua dalam memberikan Vitamin A bagi anak-anaknya.

Jumat, 30 Juli 2010

Kunjungan Tim Penilai Lomba PHBS Provinsi DKI Jakarta


Pada tanggal 26 Juli 2010 Posyandu Anggrek dikunjungi oleh Tim Penilai Lomba PHBS tingkat Provinsi DKI Jakarta. Posyandu sebagai ujung tombak dalam memantau dan merekam data kesehatan ibu dan balita sudah sepatutnya menjadi perhatian, dengan sehatnya ibu dan balita memungkinkan keluarga dalam rumah tangga tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Melalui rumah tangga yang sehat memungkinkan keluarga sejahtera.

Dalam kesempatan tersebut, Tim Penilai Lomba PHBS Tingkat Provinsi DKI Jakarta berkesempatan memeriksa buku administrasi pencatatan yang menjadi buku wajib posyandu, sebanyak 28 buku wajib administrasi sesuai dengan pedoman POKJA-IV TP PKK DKI Jakarta ditampilkan oleh para Kader Posyandu Anggrek, ini sebagai bukti kegiatan rutin yang digelar oleh Posyandu Anggrek pada setiap bulannya dalam memantau kesehatan ibu dan balita.

Semoga Posyandu Anggrek yang menjadi salah satu objek dalam Lomba PHBS Tingkat Provinsi DKI Jakarta mampu berkontribusi dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan balita dalam menerapkan PHBS di Rumah Tangga, khususnya di wilayah RW.09 Kelurahan Ciracas Jakarta Timur.


Rabu, 14 Juli 2010

ASI Eksklusif 6 Bulan

Bayi yang sehat, lahir dengan membawa cukup cairan di dalam tubuhnya. Kondisi ini akan tetap terjaga bahkan dalam cuaca panas sekalipun, bila bayi diberi ASI secara eksklusif (ASI saja) siang dan malam. Namun sayangnya kebiasaan memberi cairan pada bayi selama 6 bulan pertama (periode pemberian ASI eksklusif) masih dilakukan di banyak belahan dunia, yang berakibat buruk pada gizi dan kesehatan bayi.

Pemberian ASI eksklusif berarti memberikan hanya ASI saja. Ini berarti bayi tidak diberi air putih, teh, minuman ramuan, cairan lain, maupun makanan selama 6 bulan pertama usianya. (Penting untuk menyebutkan jenis minuman dan makanan yang biasa diberikan dalam 6 bulan pertama.

Bayi yang diberi ASI eksklusif (ASI saja) tidak memerlukan cairan lain

  • ASI terdiri dari 88% air.
  • Setiap kali ibu menyusui bayinya, bayi memperoleh air melalui ASI.
  • ASI mengandung semua yang diperlukan untuk menghilangkan rasa haus dan membuat bayi merasa kenyang. ASI adalah makanan dan minuman terbaik bagi bayi agar tumbuh kuat dan sehat.

Berbagai risiko bila memberi cairan lain pada bayi

  • Memberi cairan pada bayi dapat membahayakan kesehatannya dan menyebabkan diare serta penyakit. Sedangkan ASI bersih dan murni serta melindungi bayi dari penyakit.
  • Lambung bayi masih kecil. Bila bayi minum air putih, maka tidak ada tempat lagi untuk menerima ASI yang dibutuhkannya untuk tumbuh kuat dan sehat.

Pemberian ASI yang baik dengan kecukupan asupan cairan

  • Apabila ibu menganggap bayinya haus, maka harus segera disusui. Dengan demikian bayi akan mendapat semua cairan yang dibutuhkannya.
  • Lebih sering ibu menyusui bayinya, lebih banyak ASI yang diproduksi, dan ini berarti akan tersedia lebih banyak cairan untuk bayinya

Manfaat ASI Ekslusif 6 Bulan

  1. ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh bayi sampai berusia enam bulan;
  2. Menunda pemberian makanan padat dapat memberikan perlindungan yang lebih baik pada bayi terhadap berbagai penyakit;
  3. Menunda pemberian makanan padat dapat memberikan kesempatan pada sistem pencernaan bayi untuk berkembang menjadi lebih baik dan mengurangi esiko alergi makanan;
  4. Menunda pemberian makanan padat membantu melindungi bayi dari anemia karena kekurangan zat besi;
  5. Menunda pemberian makanan padat membantu melindungi bayi dari resiko terjadinya obesitas di masa dating;
  6. Menunda pemberian makanan padat dapat membantu ibu dalam mejaga kesediaan ASI
  7. Menunda makanan padat membantu memberi jarak pada kelahirn bayi;
  8. Menunda pemberian makanan padat membuat pemberian nantinya akan menjadi lebih mudah.

Selasa, 06 Juli 2010

Tubuh BALITA Pendek Indikasi Kurang Gizi


Salah satu indikator penting kurang gizi kurang pada Balita adalah tinggi badan. Indikator ini sering terabaikan. Menurut Ketua Yayasan Gerakan Sadar Gizi, jika tinggi Balita lebih pendek dari Balita lain yang sebaya dengan pertumbuhan normal, kemungkinan Balita tersebut mengalami kurang Gizi dalam waktu lama.


Kurangnya asupan Gizi pada Balita tidak semata-mata disebabkan kurangnya ketersediaan makanan pada Rumah Tangga, namun juga dipengaruhi faktor lain seperti Pola Asuh. Keluarga yang memiliki Pola Asuh baik pada Balita akan mendukung proses pemberinan makanan pada Balita. Independensi Ibu untuk pengaturan belanja dalam rumah tangga juga dapat menjamin ketersediaan Gizi yang tidak selalu mahal.


Sumber: Media Indonesia, Rabu, 7 Juli 2010 Hal.24 Rubrik Kesehatan/Info, Disesuaikan.

Jumat, 11 Juni 2010

Keunggulan ASI dalam Menyusui

Keunggulan Air Susu Ibu (ASI) dalam menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis dan aspek penundaan kehamilan.

1. Aspek Gizi.

Manfaat Kolostrum

  • Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
  • Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
  • Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
  • Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.

Komposisi ASI

  • ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
  • ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.
  • Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey :Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap.

Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI

  • Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.
  • Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).

2. Aspek Imunologik

  • ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
  • Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.
  • Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.
  • Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.
  • Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
  • Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.

3. Aspek Psikologik

  • Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih saying terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.
  • Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.
  • Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.

4. Aspek Kecerdasan

  • Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.
  • Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.

5. Aspek Neurologis

  • Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.

6. Aspek Ekonomis

  • Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.

7. Aspek Penundaan Kehamilan

  • Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).

Sumber: Buku Panduan Manajemen Laktasi: Dit.Gizi Masyarakat-Depkes RI,2001