Rabu, 27 Oktober 2010

Sudahkah BALITA kita di IMUNISASI


Imunisasi adalah suatu cara yang dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit-penyakit yang berbahaya dan sering terjadi pada tahun-tahun awal kehidupan seorang anak. Pemberian imunisasi sama dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.

Pemberian imunisasi biasanya dilakukan kepada anak-anak karena sistem kekebalan tubuh anak masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadap serangan penyakit berbahaya. Pemberian imunisasi tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup anak dikemudian hari.

Cara pemberian imunisasi umumnya dilakukan dengan melemahkan virus atau bakteri penyebab penyakit yang diberikan kepada anak dengan cara disuntikan atau minum / telan. Setelah bibit penyakit masuk ke dalam tubuh maka tubuh akan terangsang untuk melawan penyakit tersebut dengan membentuk antibodi. Antibodi itu umumnya bisa terus ada di dalam tubuh orang yang telah diimunisasi untuk melawan penyakit yang mencoba menyerang.

Tujuan Imunisasi:
Untuk memberikan kekebalan kepada anak agar dapat mencegah penyakit dan kematian yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit.

Manfaat Imunisasi:
1. Untuk Anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian.
2. Untuk Keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit, serta mendorong pembentukan keluarga yang harmonis dan nyaman dalam hubungan orang tua dan anak.

Dimana mendapatkan imunisasi?
• Pada Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).
• Pada Puskesmas, Rumah Sakit Bersalin, BKIA atau Rumah Sakit.
• Pada Praktek Dokter atau Bidan.

Imunisasi yang wajib diberikan:

1. BCG ; Vaksin Bacillus Calmete Guerin diberikan pada bayi sejak lahir, untuk mencegah penyakit TBC (Tuberkulosis). Jika bayi sudah berumur lebih dari tiga bulan, harus dilakukan uji tuberkulin terlebih dulu. BCG dapat diberikan apabila hasil uji tuberkulin negatif.

2. Hepatitis B ; Hepatitis B diberikan tiga kali, pertama dalam waktu 12 jam setelah lahir. Imunisasi ini dilanjutkan saat bayi berumur 1 bulan, kemudian diberikan lagi saat 3-6 bulan.

3. Polio ; Imunisasi yang satu ini belakangan sering didengungkan pemerintah karena telah memakan korban cukup banyak. Target pemerintah membebaskan anak-anak Indonesia dari penyakit polio. Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama setelah lahir. Selanjutnya vaksin ini diberikan 3 kali, saat bayi berumur 2, 4, dan 6 bulan. Pemberian vaksin ini dulang pada usia 18 bulan dan 5 tahun.

4. DTP ; Diberikan untuk mencegah tiga macam penyakit sekaligus, yaitu Difteri, Tetanus, dan Pertusis (Batuk Rejan). Vaksin ini diberikan pertama kali saat bayi berumur lebih dari enam minggu. Lalu saat bayi berumur 4 dan 6 bulan. Ulangan DTP diberikan umur 18 bulan dan 5 tahun. Pada anak umur 12 tahun, imunisasi ini diberikan lagi dalam program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) SD kelas VI.

5. Campak ; Campak (Tampek) pertama kali diberikan saat anak umur 9 bulan. Campak-2 diberikan pada program BIAS SD kelas 1, umur 6 tahun.

Sumber: diolah dari berbagai sumber.

Rabu, 13 Oktober 2010

BAGAIMANA STATUS GIZI BALITA KITA


Status gizi balita merupakan suatu yang penting untuk diketahui oleh setiap orang tua, sebagai perhatian terhadap tumbuh kembang di usia balita yang didasarkan pada kenyataan bahwa kurang gizi pada pertumbuhan dini sulit untuk dapat dipulihkan.

Status gizi pada balita dapat diketahui dngan cara mencocokkan umur anak (dalam bulan) dengan berat badan standar tabel WHO-NCHS (World Healt Organization-National Center for Health Statistics), bila berat badannya kurang, maka status gizinya kurang.

Untuk dapat mengetahui status gizi balita kita di Posyandu, telah disediakan Kartu Menuju Sehat (KMS) yang bisa digunakan untuk memprediksi status gizi balita berdasarkan kurva KMS. Perhatikan dulu umur anak, kemudian plot berat badannya dalam kurva KMS. Bila masih dalam batas garis hijau maka status gizi baik, namun bila di bawah garis merah, maka status gizi buruk.

Status gizi yang buruk dapat mempengaruhi perkembangan otak balita, padahal otak tumbuh selama masa balita. Fase cepat tumbuh otak berlangsung mulai dari janin usia 30 minggu sampai bayi 18 bulan.

Kurang gizi pada balita dapat berdampak terhadap pertumbuhan fisik maupun mentalnya. Anak kelihatan pendek, kurus dibandingkan teman-temannya sebaya yang lebih sehat. Ketika memasuki usia sekolah tidak bisa berprestasi menonjol karena kecerdasannya terganggu. Selain itu balita penderita kurang gizi berpenampilan kurus, rambut kemerahan (pirang), perut kadang-kadang buncit, wajah moon face karena oedema (bengkak) atau monkey face (keriput), anak cengeng, kurang responsif. Bila kurang gizi berlangsung lama akan berpengaruh pada kecerdasannya.

Untuk mengatasi kurang gizi memerlukan peranan dari keluarga, para ibu khususnya harus memiliki kesabaran bila anaknya mengalami problema makan, dan lebih memperhatikan asupan makanan sehari-hari bagi anaknya. Anak-anak harus terhindar dari penyakit infeksi seperti diare ataupun ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas).

Semua nutrisi penting bagi anak dalam usia pertumbuhan, oleh karenanya perlu diperhatikan asupan sayur dan pangan hewani (lauk pauk), konsumsi susu tetap dipertahankan, jangan terlalu banyak makanan cemilan (junk food) yang akan menyebabkan anak kurang nafsu makan. Perhatikan juga asupan empat sehat lima sempurna dengan kuantitas yang cukup.

Sumber: diolah dari berbagai sumber.