Jumat, 30 Juli 2010

Kunjungan Tim Penilai Lomba PHBS Provinsi DKI Jakarta


Pada tanggal 26 Juli 2010 Posyandu Anggrek dikunjungi oleh Tim Penilai Lomba PHBS tingkat Provinsi DKI Jakarta. Posyandu sebagai ujung tombak dalam memantau dan merekam data kesehatan ibu dan balita sudah sepatutnya menjadi perhatian, dengan sehatnya ibu dan balita memungkinkan keluarga dalam rumah tangga tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Melalui rumah tangga yang sehat memungkinkan keluarga sejahtera.

Dalam kesempatan tersebut, Tim Penilai Lomba PHBS Tingkat Provinsi DKI Jakarta berkesempatan memeriksa buku administrasi pencatatan yang menjadi buku wajib posyandu, sebanyak 28 buku wajib administrasi sesuai dengan pedoman POKJA-IV TP PKK DKI Jakarta ditampilkan oleh para Kader Posyandu Anggrek, ini sebagai bukti kegiatan rutin yang digelar oleh Posyandu Anggrek pada setiap bulannya dalam memantau kesehatan ibu dan balita.

Semoga Posyandu Anggrek yang menjadi salah satu objek dalam Lomba PHBS Tingkat Provinsi DKI Jakarta mampu berkontribusi dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan balita dalam menerapkan PHBS di Rumah Tangga, khususnya di wilayah RW.09 Kelurahan Ciracas Jakarta Timur.


Rabu, 14 Juli 2010

ASI Eksklusif 6 Bulan

Bayi yang sehat, lahir dengan membawa cukup cairan di dalam tubuhnya. Kondisi ini akan tetap terjaga bahkan dalam cuaca panas sekalipun, bila bayi diberi ASI secara eksklusif (ASI saja) siang dan malam. Namun sayangnya kebiasaan memberi cairan pada bayi selama 6 bulan pertama (periode pemberian ASI eksklusif) masih dilakukan di banyak belahan dunia, yang berakibat buruk pada gizi dan kesehatan bayi.

Pemberian ASI eksklusif berarti memberikan hanya ASI saja. Ini berarti bayi tidak diberi air putih, teh, minuman ramuan, cairan lain, maupun makanan selama 6 bulan pertama usianya. (Penting untuk menyebutkan jenis minuman dan makanan yang biasa diberikan dalam 6 bulan pertama.

Bayi yang diberi ASI eksklusif (ASI saja) tidak memerlukan cairan lain

  • ASI terdiri dari 88% air.
  • Setiap kali ibu menyusui bayinya, bayi memperoleh air melalui ASI.
  • ASI mengandung semua yang diperlukan untuk menghilangkan rasa haus dan membuat bayi merasa kenyang. ASI adalah makanan dan minuman terbaik bagi bayi agar tumbuh kuat dan sehat.

Berbagai risiko bila memberi cairan lain pada bayi

  • Memberi cairan pada bayi dapat membahayakan kesehatannya dan menyebabkan diare serta penyakit. Sedangkan ASI bersih dan murni serta melindungi bayi dari penyakit.
  • Lambung bayi masih kecil. Bila bayi minum air putih, maka tidak ada tempat lagi untuk menerima ASI yang dibutuhkannya untuk tumbuh kuat dan sehat.

Pemberian ASI yang baik dengan kecukupan asupan cairan

  • Apabila ibu menganggap bayinya haus, maka harus segera disusui. Dengan demikian bayi akan mendapat semua cairan yang dibutuhkannya.
  • Lebih sering ibu menyusui bayinya, lebih banyak ASI yang diproduksi, dan ini berarti akan tersedia lebih banyak cairan untuk bayinya

Manfaat ASI Ekslusif 6 Bulan

  1. ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh bayi sampai berusia enam bulan;
  2. Menunda pemberian makanan padat dapat memberikan perlindungan yang lebih baik pada bayi terhadap berbagai penyakit;
  3. Menunda pemberian makanan padat dapat memberikan kesempatan pada sistem pencernaan bayi untuk berkembang menjadi lebih baik dan mengurangi esiko alergi makanan;
  4. Menunda pemberian makanan padat membantu melindungi bayi dari anemia karena kekurangan zat besi;
  5. Menunda pemberian makanan padat membantu melindungi bayi dari resiko terjadinya obesitas di masa dating;
  6. Menunda pemberian makanan padat dapat membantu ibu dalam mejaga kesediaan ASI
  7. Menunda makanan padat membantu memberi jarak pada kelahirn bayi;
  8. Menunda pemberian makanan padat membuat pemberian nantinya akan menjadi lebih mudah.

Selasa, 06 Juli 2010

Tubuh BALITA Pendek Indikasi Kurang Gizi


Salah satu indikator penting kurang gizi kurang pada Balita adalah tinggi badan. Indikator ini sering terabaikan. Menurut Ketua Yayasan Gerakan Sadar Gizi, jika tinggi Balita lebih pendek dari Balita lain yang sebaya dengan pertumbuhan normal, kemungkinan Balita tersebut mengalami kurang Gizi dalam waktu lama.


Kurangnya asupan Gizi pada Balita tidak semata-mata disebabkan kurangnya ketersediaan makanan pada Rumah Tangga, namun juga dipengaruhi faktor lain seperti Pola Asuh. Keluarga yang memiliki Pola Asuh baik pada Balita akan mendukung proses pemberinan makanan pada Balita. Independensi Ibu untuk pengaturan belanja dalam rumah tangga juga dapat menjamin ketersediaan Gizi yang tidak selalu mahal.


Sumber: Media Indonesia, Rabu, 7 Juli 2010 Hal.24 Rubrik Kesehatan/Info, Disesuaikan.